Pada tanggal 20 Juni 2025, Deputi Kemenko Perekonomian, Ferry Irawan, menyampaikan bahwa ekonomi Indonesia menunjukkan ketahanan yang kuat selama paruh pertama tahun 2025.
Meskipun demikian, beliau mengakui adanya beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah penurunan PMI manufaktur yang disebabkan oleh melemahnya permintaan global. Kondisi ini menuntut respons strategis dari pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi.
Pemerintah mengambil langkah-langkah proaktif untuk menjaga daya beli masyarakat, termasuk penyaluran bantuan sosial yang tepat sasaran. Selain itu, program top up pangan juga digulirkan untuk memastikan ketersediaan dan keterjangkauan bahan pangan bagi masyarakat luas.
Lebih lanjut, subsidi upah diberikan kepada kelas menengah sebagai upaya untuk meringankan beban ekonomi mereka. Langkah ini diharapkan dapat mendorong konsumsi domestik dan menjaga roda perekonomian tetap berputar.
Dari sisi industri, pemerintah juga memberikan berbagai insentif untuk mendorong pertumbuhan dan daya saing. Kebijakan cukai dirancang secara hati-hati agar tetap menjadi sumber penerimaan negara yang signifikan, sambil tetap memperhatikan penyerapan tenaga kerja.
Ferry Irawan menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara berbagai kebijakan ekonomi untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif. Pemerintah terus berupaya untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan mendorong inovasi di berbagai sektor.
Dialog antara Andi Shalini dan Ferry Irawan dalam Program Evening Up CNBC Indonesia memberikan gambaran yang komprehensif mengenai kondisi ekonomi Indonesia saat ini dan langkah-langkah yang diambil pemerintah untuk menghadapinya.